Jumat, 05 Oktober 2007

P A R I W I S A T A

P A R I W I S A T A


Potensi obyek Wisata di Kabupaten Bone antara lain :

a. Wisata budaya
- Rumah Adat Bugis (Bola Somba) di Watampone
- Museum Saoraja Lapawawoi Kr. Sigeri di Watampone
- Makam Raja-Raja Bone di Bukaka Watampone
- Makam Raja-raja di Lalebata Lamuru

b. Wisata Alam Bersejarah
- Goa Mampu di Desa Cabbeng Kecamatan Dua BoccoE
- Goa Janci di Desa Mallari Kecamatan Awangpone
- Tempat Peraduan Arung Palakka dalam Goa di
Kecamatan Awangpone

c. Obyek Wisata Alam
- Tanjung Pallette di Kecamatan Tanete Riattang
Timur
- Desa Gareccing di Kecamatan Tonra
- Pantai Cappa Ujung di Kecamatan SibuluE
- Permandian Bonto Jai di Kecamatan Bontocani
- Permandian AlingE di Kecamatan Ulaweng
- Permandian Lanca di Kecamatan TellusiattingE
- Air Panas Saweng di Kecamatan Ponre
- Bendungan Salomekko di Kecamatan Salomekko
- Taretta Kecamatan Amali

d. Tari Tradisional Khas
Kirab Kerajaan
Dalam sejarah Sulawesi Selatan, Kerajaan Bone
merupakan kerajaan besar, tangguh dan disegani pada
masa lampau. Bukti-bukti kebesarannya terdapat dalam
manuskrip-manuskrip kuno disebut lontara dan ada yang
terhimpun dalam sebuah buku ” Latoa ” berisikan tata
aturan pemerintah dan pranata kehidupan kemasyarakatan
Kerajaan Bone. Selain itu terdapat beberapa
tanda-tanda pusaka kerajaan yang masih terawat dan
tersimpan baik di Rumah Jabatan Bupati Bone (bekas
Saoraja atau Istana Raja Bone), serta benda-benda kuno
lainnya disimpan di Museum Lapawawoi yang juga
merupakan Saoraja (Istana Raja Bone).
Kirab Kerajaan Bone adalah untuk menunjukkan
keberadaan kejayaan Kerajaan Bone masa lalu. Kirab
Kebesaran Kerajaan Bone terdiri dari :
a. Kelompok Laskar : 41 (empat puluh satu) orang
b. Kelompok Adat : 108 (seratus delapan) orang
Kirab Kebesaran Kerajaan Bone didukung oleh 149
orang peserta. Sebenarnya pada Zaman Kerajaan setiap
kelompok pasukan berjumlah 40 orang, dan apabila akan
diperagakan sebagaimana halnya pada zaman Kerajaan
maka, Kirab ini akan didukung sekitar 700 (tujuh
ratus) orang. Apa yang ditampilkan dalam Kirab ini
sudah sesuai dengan tata aturan Kerajaan, hanya
personil setiap kelompok dikurangi.
Pakaian yang dikenakan oleh peserta, juga dengan
ketentuan adat yang berlaku pada zaman Kerajaan.

e. Upacara Adat
Tudang Ade
1. Nama : Upacara Tudang
Ade (duduk secara Adat)
2. Tempat pelaksanaan : 108 (seratus delapan) orang
3. Waktu pelaksanaan : 108 (seratus delapan)
orang
4. Maksud diadakannya upacara :
a. Memusyawarahkan hal-hal penting yang menyangkut
pemerintahan atau permasalahan yang dihadapi oleh
kerajaan untuk mencapai kesepakatan dan mufakat. Hal
ini menunjukkkan bahwa dalam pemerintahannya Raja Bone
tidak bersifat otoriter melainkan Demokrasi, karena
Raja senantiasa melibatkan seluruh Dewan Kerajaan
dalam pengambilan keputusan yang menyangkut Kerajaan
dan kepentingan Rakyat. Selain itu upacara ini juga
menunjukkan bahwa Raja Bone adalah seorang Raja yang
murah hati dan ramah terhadap bawahannya dengan
menjamu mereka makanan ringan khas kerajaan serta
perlu untuk diterima secara adat.
b. Apabila Kerajaan kedatangan tamu resmi dari
kerajaan lain dan dianggap perlu untuk diterima secara
adat.
5. Unsur pelaksanaan Upacara sebanyak 110 orang
6. Rangkaian Upacara sebagai berikut :
a. Tomarilaleng, Makedang Tana, Ponggawa,
Anreguru, Anakarung dan Ade Pitu mengambil tempat yang
sudah ditentukan.
b. Arung Palili datang dan mengambil tempat yang
sudah ditentukan.
c. Para isteri Ade Pitu dan isteri Bangsawan lain
melakukan hal tersebut di atas.
d. Para Joa juga melakukan hal yang sama.
e. Raja dan Permaisuri memasuki ruang pertemuan
dan duduk pada tempat yang telah disiapkan.
f. Acara Mappaota, seluruh hadirin disuguhi sirih
dan nampak oleh beberapa orang pria untuk tamu pria
dan wanita bagi tamu wanita.
g. Arungpone mulai bersabda kemudian terjadi
dialog dengan para anggota Dewan Kerajaan dan Para
Bangsawan, membicarakan hal penting dalam kerajaan
serta mencari jalan pemecahannya melalui musyawarah.
h. Setelah pembicaraan selesai, dihidangkan
minuman dan makanan kecil o1eh parakka' (pe1ayan)
sesuai adat dan tata cara kerajaan.
i. Arungpone meninggalkan ruang pertemuan diikuti
seluruh peserta ”tudang ade”.

Tari Pajaga Andi
1. Nama : Tari Pajaga Andi
2. Tema :
Tari ini menggambarkan penobatan para putra dan
putri Bangsawan Bugis Bone kepada Arungpone (Raja)
pada zaman Kerajaan dan dipertunjukkan di dalam
Saoraja (Istana Raja Bone)
3. Jenis gerakan :
a. Makkasiwiang (Gerakan penobatan)
b. Akkalabbirang (Penghargaan kepada Raja)
c. Soro Passapu (Adat istiadat Bangsawan)
d. Mappasoro Ajangang (Mengakhiri Tarian)
e. Massimang (Mohon Diri)
4. Kostum dan perhiasan :
a. Baju Tokko (Baju Bodo)
b. Sarung
c. Perhiasan :
- Bangkara (Anting-anting)
- Rante (Kalung)
- Potto (Gelang)
- Mastura (Kalung kecil)
- Saloko (Hiasan Rambut)
5. Alat Peraga :
a. Kipas
b. Selendang
6. Alat Musik :
a. Gendang
b. Gong
c. Parappasa
d. Kancing
e. Bancing

Tidak ada komentar: